Kamis, 04 Februari 2010

makalah sejarah peradaban islam

KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita nikmat jasmani dan Rohani yang talah memberikan nikmat akal sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan (Jahiliyah) menuju ke zaman yang terang benderang yang diterangi dengan iman dan islam.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pengampu mata kuliah Sejarah Peradaban Islam Bapak Ma’ruf, MA dan Ibu Nelly,M.S.I yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk membahas tentang “SEJARAH PERADABAN ISLAM SEBAGAI ILMU PENGETAHUAN” dan terima kasih pula kepada teman-teman dan pihak-pihak yang telah mendukung dalam penyelesaian makalah ini .
Kami sadari bahwa makalah yang kami susun ini bukanlah merupakan makalah yang sempurna, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi sempurnanya makalah ini.




Pontianak, 19 Oktober 2009


Penulis



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG 3
B. PERUMUSAN MASALAH 3
BAB II
PEMBAHASAN 4
A. PENGERTIAN 4
1. Sejarah 4
2. Peradaban 4
3. Islam 5
4. Sejarah Peradaban Islam 6
B. MANFAAT MEMPELAJARI SEJARAH 6
1. Kegunaan Edukatif 6
2. Kegunaan Inspiratif 7
3. Kegunaan Rekreatif 7
C. SYARAT-SYARAT ILMU PENGETAHUAN 7
1. Obyektif 7
2. Metodis 8
3. Sistematis 8
4. Universal 8
D. MERAIH KEJAYAAN ISLAM DENGAN IPTEK 9
E. DASAR-DASAR PERADABAN ISLAM 10

BAB III
PENUTUP 13
A. KESIMPULAN 13
B. SARAN 13
DAFTAR PUSTAKA 14





BAB I
PENDAHULU
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Dalam sejarah kebudayaan umat manusia proses tukar-menukar dan interaksi (intermingling) atau pinjam meminjam konsep antara satu kebudayaan dengan kebudayaan lain memang senantiasa terjadi, seperti yang terjadi antara kebudayaan Barat dan peradaban Islam Dalam proses ini selalu terdapat sikap resistensi dan akseptansi. Namun dalam kondisi dimana suatu kebudayaan itu lebih kuat dibanding yang lain yang tejadi adalah dominasi yang kuat terhadap yang lemah. Istilah Ibn Khaldun, "masyarakat yang ditaklukkan, cenderung meniru budaya penakluknya".
Ketika Peradaban Islam menjadi sangat kuat dan dominan pada abad pertengahan, masyarakat Eropa cenderung meniru atau "berkiblat ke Islam". Kini ketika giliran kebudayaan Barat yang kuat dan dominan maka proses peniruan itu juga terjadi. Terbukti sejak kebangkitan Barat dan lemahnya kekuasaan politik Islam, para ilmuwan Muslim belajar berbagai disiplin ilmu termasuk Islam ke Barat dalam rangka meminjam. Hanya saja karena Peradaban Islam dalam kondisi terhegemoni maka kemampuan menfilter konsep-konsep dalam pemikiran dan kebudayaan Barat juga lemah.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun masalah yang akan dibahas adalah seputar pengertian Peradaban Islam dan juga Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan serta sedikit menyinggung tentang dasar-dasar Peradaban Islam dan perekembangan perdaban Islam


BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
1. sejarah
Pengertian Sejarah secara etimologis berasal dari kata arab "syajarah" yang mempunyai arti "pohon kehidupan". Dalam bahasa Asing lainnya, peristilahan sejarah disebut histore (Perancis), geschicte (Jerman), histoire atau geschiedenis (Belanda), dan history (Ingris) (Siti Maryam: 2003: 3)
Menurut Ibn Khaldum, sejarah ialah menunjuk kepada peristiwa-peristiwa istimewa atau penting pada waktu atau ras tertentu. Sedangkan menurut Al-Maqrizi, bahwa sejarah ialah memberikan informasi tentang sesuatu yang pernah terjadi di dunia, yang di perkuat oleh Guralnik (G.Ed), 1964:354-355: History: All Recorded Events Of The Past. Meskipun terdapat perbedaaan dalam penekanan teorinya namun mereka sepakat, bahwa sejarah adalah masa lalu yang tidak hanya sekedar memberi informasi tentang terjadinya peristiwa, tetapi juga memberi interpretasi yang terjadi dengan melihat kepada hukum kausalita (Azyumardi Azra: 2002:11)
2. peradaban
Kata Peradaban seringkali diberi arti yang sama dengan kebudayaan. Ada juga yang mengatakan Peradaban berbeda dengan budaya. Di dalam Bahasa Inggris terdapat perbedaan pengertian antara kedua istilah tersebut. Istilah Civilization untuk Peradaban dan Culture untuk kebudayaan. Demikian pula dalam Bahasa Arab dibedakan antara kata Tsaqafah (kebudayaan), kata Hadharah (kemajuan), dan Tamaddun (Peradaban) (Siti Maryam: 2003: 8)
Kami lebih setuju jika peradaban di katakan berbeda dengan kebudayaan. Karena menurut ahli antropolog Dehaan, peradaban merupakan lawan dari kebudayaan. Peradaban ialah seluruh kehidupan sosial, politik,ekonommi dan teknologi. Jadi peradaban adalah semua bidang kehidupan untuk kegunaan praktis. Sebaliknya kebudayaan adalah semua yang berasal dari hasrat dan gairah yang lebih tinggi dan murni yang berada di atas tujuan praktis dalam hubungan masyarakat, misalnya musik, seni, agama, ilmu, filsafat dan lain-lain.
Menurut A.A. Fyzee, Peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (Latin) atau civil (Inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan. Dalam hal ini Peradaban diartikan dalam dua cara:
(1) proses menjadi berkeadaban, dan
(2) suatu masyarakat manusia yang sudah berkembang atau maju
(Siti Maryam: 2003: 9).
Peradaban Islam memiliki tiga pengertian yang berbeda. Pertama, kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang dihasilkan dalam suatu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad Saw. sampai perkembangan kekuasaan sekarang; kedua, hasil-hasil yang dicapai oleh umat Islam dalam lapangan kesusasteraan, Ilmu Pengetahuan dan kesenian; ketiga, kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah-ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hidup kemasyarakatan (Siti Maryam: 2003: 10)
Muntoha mengatakan, Peradaban Islam adalah kesopanan, akhlak, tata krama, dan juga sastra yang diatur sesuai syari’at Islam. Al-Hujwiri menegaskan peradaban islam adalah suatu pelajaran dan pendidikan tentang kebajikan yang merupakan bagian dari sandi keimanan.
3. Islam
Menurut bahasa kata islam berasal dari bahasa Arab, “salama” yang isim masydarnya “Islaman” berarti selamat. Sedangkan menurut istilah islam adalah agama yang ajaran-ajarannya diwahyukan Tuhan kepada masyarakat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Sebagai rasul Nabi Muhammad membawa Islam pada hakikatnya terdapat ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi, tetapi mengenai berbagai segi dari kehidupan manusia (Harun Nasution: 2005: 17)
4. Sejarah Peradaban Islam
Sejarah Peradaban Islam diartikan sebagai perekembangan atau kemajuan kebudayaan dalam Islam perspektif sejarahnya, dan Peradaban Islam mempunyai berbagai macam pengetian lain diantaranya
Pertama : Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan dan tingkat kecerdasan akal yang di hasilkan dalam satu periode kekuasaan Islam mulai dari periode Nabi Muhammad SAW sampai perkembangan kekuasaan Islam sekarang.
Kedua : Sejarah Peradaban Islam merupakan hasil hasil yang dicapai oleh ummat Islam dalam lapangan kesustraan, ilmu pengetahuan dan kesenian.
Ketiga : Sejarah Peradaban Islam merupakan kemajuan politik atau kekuasaan Islam yang berperan melindungi pandangan hidup Islam terutama dalam hubungannya dengan ibadah ibadah, penggunaan bahasa, dan kebiasaan hhidup bermasyarakat (www.elvanarticle. com/15/10/2009).
B. Manfaat Mempejari Sejarah
1. kegunaan Edukatif
kegunaan sejarah yang pertama adalah sebagai edukatif atau pelajaran. Banyak manusia yang belajar dari sejarah belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan. Pengalaman tidak hanya terbatas pada pengalaman yang dialaminya sendiri, melainkan juga dari generasi sebelumnya.manusia melalui belajar dari sejarah dapat mengembangkan potensinya. Kesalahan pada masa lampau baik kesalahan sendiri maupun kesalahan orang lain coba dihindari.

2. Kegunaan Inspiratif
Kegunaan sejarah yang kedua adalah sebagai inspiratif. Berbagai kisah sejarah dapat memberikan inspirasi pada pembaca dan pendengarnya. Belajar dari kebangkitan nasional yang dipelopori oleh bedirinya organisasi perjuangan yang modern di awal abad ke-20, masyarakat Indonesia sekarang berusaha mengembangkan kebangkitan nasional ang ke2. Pada kebangkitan nasional yang pertama, bangsa indonesia berusaha merebut kemerdekaan yang sekarang ini sudah dirasakan hasilnya.
3. Kegunaan Rekreatif
kegunaan sejarah yang ketiga adalah sebagai kegunaan rekreatif. Kegunaan sejarah sebagai kisah dapat memberi suatu hiburan yang segar, melalui penulisan kisah sejarah yang menarik pembaca dapat terhibur. Gaya penulisan yang hidup dan komunikatif dari beberapa sejarawan terasa mampu “menghipnotis” pembaca. Pembaca akan merasa nyaman membaca tulisan dari sejarawan. Konsekuensi rasa senang dan daya tarik penulisan kisah sejarah tersebut membuat pembaca menjadi senang. Membaca menjadi media hiburan dan rekreatif. Membaca telah menjadi bagian dari kesenangan. Membaca telah dirasakan sebagai suatu kebutuhan, yaitu kebutuhan yang untuk rekreatif. (www.Hapbiker.com/15/10/2009)
C. SYARAT-SYARAT ILMU PENGETAHUAN
Berbeda dengan Pengetahuan, Ilmu merupakan Pengetahuan khusus dimana seseorang mengetahui apa penyebab sesuatu dan mengapa. Ada persyaratan ilmiah sesuatu dapat disebut sebagai Ilmu. Sifat ilmiah sebagai persyaratan Ilmu banyak terpengaruh paradigma Ilmu-ilmu alam yang telah ada lebih dahulu.
1. Obyektif
Ilmu harus memiliki obyek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Obyeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dalam mengkaji obyek, yang dicari adalah kebenaran, yakni persesuaian antara tahu dengan obyek, dan karenanya disebut kebenaran obyektif; bukan subyektif berdasarkan subyek peneliti atau subyek penunjang penelitian.
2. Metodis
Metodis adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Konsekuensi dari upaya ini adalah harus terdapat cara tertentu untuk menjamin kepastian kebenaran. Metodis berasal dari kata Yunani “Metodos” yang berarti: cara, jalan. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah.
3. Sistematis.
Dalam perjalanannya mencoba mengetahui dan menjelaskan suatu obyek, Ilmu harus terurai dan terumuskan dalam hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian sebab akibat menyangkut obyeknya. Pengetahuan yang tersusun secara sistematis dalam rangkaian sebab akibat merupakan syarat Ilmu yang ketiga.
4. Universal.
Kebenaran yang hendak dicapai adalah kebenaran universal yang bersifat umum (tidak bersifat tertentu). Contoh: semua segitiga bersudut 180ยบ. Karenanya universal merupakan syarat Ilmu yang keempat. Belakangan Ilmu-ilmu sosial menyadari kadar ke-umum-an (universal) yang dikandungnya berbeda dengan Ilmu-ilmu alam mengingat obyeknya adalah tindakan manusia. Karena itu untuk mencapai tingkat universalitas dalam Ilmu-ilmu sosial, harus tersedia konteks dan tertentu pula (www.wikipedia.15/10/2009).


D. MERAIH KEJAYAAN ISLAM DENGAN IPTEK
Berdasarkan penjelasan Ibnu Khaldun tentang kebangkitan suatu Peradaban, jika umat Islam ingin membangun kembali peradabannya, mereka harus menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa ini, kebangkitan Islam hanya akan menjadi utopia belaka.
Menurut Ibnu Khaldun, wujud suatu Peradaban merupakan produk dari akumulasi tiga elemen penting yaitu, kemampuan manusia untuk berfikir yang menghasilkan sains dan teknologi, kemampuan berorganisasi dalam bentuk kekuatan politik dan militer, dan kesanggupan berjuang untuk hidup. Jadi kemampuan berfikir merupakan elemen asas suatu Peradaban. Suatu bangsa akan beradab (berbudaya) hanya jika bangsa itu telah mencapai tingkat kemapuan intelektual tertentu. Sebab kesempurnaan manusia ditentukan oleh ketinggian pemikirannya. Haeruddin(www.tomoutou.com.10/10/2009)
Sejarah Peradaban Islam sudah sejak terdahulu dijadikan sebagai wawasan atau sebagai pengetahuan, sebab dengan peradaban ini kita bisa mengambil faedah-faedahyang terjadi pada zaman terdahulu. Selain kejadian pada zaman dahulu yang dapat dijadikan faktor mencari pengetahuan atau wawasan, kita juga dapat mencarinya melalui kejadian alam, dari buku-buku sejarah/ ilmu pengetahuan,dari guru atau dosen, atau dari siapa yang dapat kita jadi media ilmu pengetahuan.
Di dalam Sejarah Peradaban Islam pemikiran para ulama seperti Imam Syafii, Hanbali, Imam al-Ghazzali, Ibn Khaldun, dan lain sebagainya mempengaruhi cara berfikir masyarakat dan bahkan kehidupan mereka. Jadi membangun Perdaban Islam harus dimulai dengan membangun pemikiran umat Islam, meskipun tidak berarti kita berhenti membangun bidang-bidang lain. Artinya, pembangunan Ilmu Pengetahhuan Islam hendaknya dijadikan prioritas bagi seluruh gerakan Islam.
Guna memuluskan jalan menuju kebangkitan Peradaban Islam ini, umat Islam harus giat belajar, mengkaji, dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan. Demi kemajuan para pemimpin dan umat Islam berada di atas nilai-nilai Islami. Sehingga umat Islam akan menjadi khairu ummah sebagaimana yang disinyalir QS Ali Imran [3]: 110.
E. DASAR-DASAR PERADABAN ISLAM
Analisis Historis Dan Konstektual Dalam Kajian Literatur Islam Klasik; Adalah kesepakatan keimanan seluruh kaum muslimin bahwa Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad saw adalah agama yang dihadirkan untuk menjadi petunjuk hidup bagi seluruh umat manusia. Pandangan ini didasarkan pada teks al Qur-an : Dan Kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan kepada seluruh umat manusia bagai pembawa berita gembir Dan sebagai pemberi peringatan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. Dalam teks lain dikemukakan bahwa visi atau tujuan akhir yang dibawa oleh agama ini adalah kerahmatan (kasih sayang). Dan ini bukan hanya bagi manusia tetapi juga bagi alam semesta. Ia adalah agama yang merahmati alam semesta.(Q.S. al Anbiya,21: 107). Berdasarkan teks al Qur-an tersebut, maka seluruh manusia merupakan ciptaan Tuhan Dan semuanya meski memiliki latarbelakang kultural, etnis, warna kulit, kebangsaan, Dan jenis kelaim, menempati posisi yang sama di hadapan-Nya.
Hal ini dinyatakan secara eksplisit Dalam al Qur-an :;Wahai manusia, Kami ciptakan kamu sekalian terdiri dari laki-laki Dan perempuan Dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa Dan bersuku-suku agar saling mengenal. Sesungguhnya yang paling unggul di antara kamu adalah yang paling bertaqwa (kepada Allah;.(Q.S. Al Hujurat, 13). Ini sungguh merupakan pernyataan paling tegas mengenal universalitas IslamTotalitas Islam pada sisi lain muncul Dalam konsep “Trilogi Islam”. Trilogi ini merupakan ajaran yang mewadahi dimensi-dimensi manusia. Pertama, dimensi keimanan. Dimensi ini berpusat pada keyakinan personal manusia terhadap;Kemahaesaan Tuhan;, pada;al Nubuwwat; (kenabian dan kitab-kitab suci) Dan;al Ghaibiyyat” (metafisika). Dimensi ini biasanya juga dikenal dengan istilah “aqidah”. Kedua adalah dimensi aktualisasi keyakinan tersebut yang bersifat eksoterik (hal-hal yang dapat dilihat, yang lahiriyah). Dimensi ini berisi aturan-aturan bertingkahlaku baik tingkah laku personal dengan Tuhannya, tingkah laku interpersonal yakni antar suami-isteri Dan bertingkahlaku antar personal. Dimensi ini biasanya disebut “syari’ah”. Ketiga aturan ini kemudian dirumuskan oleh para ulama Islam: aturan ibadah, aturan hukum keluarga (al ahwal al syakhshiyyah), Dan aturan mu’amalat atau pergaulan antar manusia Dalam ruang publik dengan segala persoalannya. Dimensi ketiga adalah aturan-aturan yang mengarahkan gerak hati (dimensi esoterik) yang diharapkan akan teraktualisasi Dalam sikap- sikap moral luhur atau al Akhlaq al Karimah. Ini biasanya disebut juga dimensi “tasawuf/akhlaq”.Seluruh dimensi ajaran Islam tersebut diambil dari sumber-sumber otoritatif Islam yakni al Qur-an Dan Hadits Nabi. Kedua sumber utama Islam ini mengandung prinsip-prinsip, dasar-dasar normatif, hikmah-hikmah Dan petunjuk-petunjuk yang diperlukan bagi hidup Dan kehidupan manusia. Al Qur-an menyatakan : “Kami tidak melupakan sesuatupun di Dalam al Kitab”. Q.S.Al An’am,6:38). Dari sini para ulama kemudian mengeksplorasi Dan mengembangkan kandungannya untuk menjawab kebutuhan manusia Dalam ruang Dan waktu yang berbeda-beda Dan berubah-ubah.
Ekplorasi Dan pengembangan tersebut dilakukan melalui alat Analisis yang bernama Ijtihad, Istinbat atau Ilhaq al Masail bi Nazha-iriha atau sebutan lain yang identik dengan aktifitas intelektual. Alat-alat Analisis inilah yang kemudian melahirkan khazanah intelektual Islam yang maha kaya Dalam beragam disiplin Ilmu Pengetahuan Dan teknologi. Inilah yang kemudian menciptakan Peradaban Islam yang gemilang. Aktifitas intelektual kaum muslim paling produktif Dalam Sejarah Islam lahir pada tiga abad pertama Islam. Menelusuri aktifitas intelektual kaum muslimin pada tiga abad pertama Islam kita menemukan bahwa para sarjana Klasik Islam. Klasik ternyata tidak melakukan dikotomisasi antara Ilmu Pengetahuan agama dan Pengetahuan umum (sekuler). Mereka meyakini bahwa beragam jenis Ilmu Pengetahuan adalah Ilmu Allah yang mahakaya. Bahkan pergulatan intelektual mereka dilakukan dengan mengadopsi secara selektif produk-produk Ilmu Pengetahuan Helenistik dan Persia terutama Dalam bidang filsafat Dan fisika.Aspek Hukum Islam Pada takaran pengetahuan keagamaan, bidang paling hidup Dan produktif adalah bidang hukum. Ini memang wajar karena tingkahlaku manusia senantiasa bergerak Dan ruang Dan waktu yang semakin meluas Dan cepat disamping ini paling mudah dipahami banyak orang. Maka sampai abad ke IV H, Peradaban Islam telah menghasilan ratusan para ahli hukum Islam terkemuka (mujtahidin) selain empat Imam mujtahid; Abu Hanifah, Malik bin Anas, Muhammad bin Idris al Syafi’i Dan Ahmad bin Hanbal. Mereka bekerja keras untuk mengeksploitasi Dan mengembangkan hukum Islam bagi keperluan masyarakat yang senantiasa berkembang. Masing-masing dengan metodanya dan kecenderungannya sendiri-sendiri. Produk-produk hukum mereka yang dikemudian hari dikenal dengan sebutan “fiqh”, senantiasa memiliki relevansi dengan konteks sosio-kulturalnya masing-masing. Jika kita harus memetakan pola fiqh ke empat mazhab paling terkenal di atas, maka dapat kita kemukakan : Mazhab Hanafi adalah mazhab ahl al Ra’y (rasionalis), mazhab Maliki; mazhab “muhafizhin” (menjaga tradisi), Syafi’i mazhab al Tawassuth, dan hambali mazhab “mutasyaddidin”.Haeruddin(www.tomoutou.com.10/10/2009)










BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peradaban seringkali diartikan sama dengan kebudayaan menurut a.a. Fyzee, Peradaban (civilization) dapat diartikan dalam hubungannya dengan kewarganegaraan karena berasal dari kata civies (latin) atau civil (inggris) yang berarti seorang warganegara yang berkemajuan
Islam secara doktirial sangat mendukung pengembangan ilmu. Dalili naqli yang sering di kemukakan para ahli, misalnya Surat Al-Alaq ayat 1-5. Serta ayat-ayat yang mengandung pertanyaan retorik dari Allah semacam afala ta’qilun (apakah engkau tidak berakal), atai afala tatafakkarun (apakah engkau tidak berfikir) yang pada intinya mendorong umat muslim untuk menggunakan dan mengembangkan akal fikirannya untuk menuntut ilmu yang terdapat dalam surat Az-Zumar ayat 39.
Islam menyajikan sistem tolong menolong antarumat dalam lapangan politik, perekonomian, kehidupan sosial, bahkan sistem perdamaian. Islamlah yang mencetuskan sistem perjanjian, konsulat, suaka politik, dan dakwah. Kerja sama dan kontak ekonomi dibolehkan dengan pihak lain, seperti Yahudi, Persia dan Romawi.
B. SARAN
Diharapkan kepada seluruh mahasiswa pada umumnya. Dan pada mahasiswa/i semester tiga pada khususnya. Agar lebih belajar dengan giat tentang Sejarah Peradaban Islam supaya kita lebih mengenal bagaimana sebuah Peradaban tejadi yang pada makalah ini dititik beratkan pada Sejarah Peradaban Islam Sebagai Ilmu Pengetahuan.

DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim. 2007. Sejarah Pemikiran dan Peradaban Islam. Pustaka Book Publisher: Yogyakarta
Abu Ishaq Al- Syathibi. 2006. Al Muwafaqat fi Ushul al Syari’ah. diterjemahkan oleh Mukhsin dkk. YayasanUIN Jakarta: Jakarta
Azyumardi. 2002. Pendidikan Islam.PT Logos Wacana Ilmu: Jakarta
Musyrifah Sunanto, 2004. Sejarah Islam Klasik. Fajar Inter Pratama Offset: Jakarta Timur
Siti Maryam.2003. Sejarah Peradaban Islam dari Masa Klasik Hingga Modern. Lesfi Yogyakarta: Yogyakarta
http://ahmadsamantho.wordpress.com/10/10/2009/sejarah-peradaban-islam-berawal-dari-sains-dan-berakhir-dengan-politik/.
http://elvanarticle.blogspot.com/15/10/2009/sejarah-peradaban-islam.html
http://hapbiker.wordpress.com/15/10/2009/manfaat-mempelajari-sejarah/
http://id.wikipedia.com/15/10/2009/wiki/Ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar